Triamedia -Hasil operasi SCG secara global pada kuartal III 2023 menunjukkan kesigapan SCG dalam menghadapi perlambatan ekonomi dengan menjalankan tiga strategi dalam memastikan keberlanjutan bisnis, yaitu menghemat biaya energi, meninjau ulang rencana bisnis dan berinvestasi di bisnis berpotensi tinggi, serta mendorong inovasi hijau melalui bisnis energi bersih dan produk ramah lingkungan untuk memenuhi permintaan yang dibawa megatren global.
President & CEO SCG Roongrote Rangsiyopash mengungkapkan, hasil operasi Q3 2023 memang melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebagai akibat dari stagnasi pasar regional, penurunan tren petrokimia, melandainya ekspor, tingginya suku bunga, serta penurunan penjualan di semua unit bisnis. “Total pendapatan periode mencapai Rp54,2 triliun (USD 3,6 miliar), turun 12% dari periode yang sama tahun lalu. Namun, Laba Periode mencapai Rp1,1 triliun (USD 69 juta) dan Laba Operasional mencapai Rp1,3 triliun (USD 86 juta), naik 26% dari periode yang sama tahun lalu, disertai cadangan kas yang kuat sebesar Rp43 triliun (USD 2,8 miliar),” katanya, baru-baru ini.
Lalu, Katanya, “Peningkatan ini adalah hasil dari penyesuaian strategi dan operasi bisnis SCG yang cermat sehingga stabilitas keuangan tetap terjaga. Untuk kuartal IV, ekonomi ASEAN diharapkan akan membaik, terutama Indonesia, yang akan mengalami peningkatan investasi dan konsumsi dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Ekonomi di Thailand juga diproyeksikan pulih melalui properti dan pariwisata. Selain itu, biaya listrik dan harga solar kemungkinan akan turun, mengarah pada pengendalian biaya energi yang lebih baik,” lanjut Roongrote.
“SCG memprioritaskan pertumbuhan bisnis sejalan dengan pengelolaan lingkungan sesuai dengan strategi ESG 4 Plus. Kami juga siap untuk membangun kesuksesan Simposium ESG 2023 di Thailand dengan memperluasnya ke ASEAN, dengan acara yang dijadwalkan di Indonesia dan Vietnam bulan November ini,” tutupnya. (tria 1)