Triamedia – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi bersama ChildFund Internasional menggelar webinar Aksi Remaja Untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim untuk menjangkau peserta dari kaum muda khsusnya para anggota Palang Merah Remaja (PMR)
“Kegiatan webinar ini merupakan rangkaian kegiatan HUT PMI Ke-79 dengan menggandeng ChildFund Internasional di Indonesia dengan tema nasional di tahun ini terkait Aksi Iklim. Hal ini untuk memberikan edukasi kepada kaum muda salahsatunya para anggota Palang Merah Remaja (PMR) yang tersebar disetiap tingkatan Sekolah,”ujar Ketua PMI Kota Sukabumi, Suranto Sumowiryo
Suranto menjelaskan, salah satu tujuan webinar ini adalah untuk memberikan edukasi, sosialisasi, dan kampanye dari isu perubahan iklim di Indonesia, khususnya pada generasi muda. Mainstreaming isu perubahan iklim khususnya kepada generasi muda merupakan usaha yang penting, mengingat generasi muda adalah agent of change atau generasi yang akan berperan sebagai penggerak negara di masa depan.
Lebih lanjut Suranto menjelaskan, saat ini generasi muda harus mulai berperan aktif dalam menyikapi isu perubahan iklim, salah satunya dengan memasukan tema aksi iklim ke dalam kegiatan diskusi diskusi dan pelatihan PMR yang berlangsung rutin setiap minggu di satuan pendidikan di tiap sekolah
“Harapannya webinar ini juga dapat menjadi ajang bertukar informasi dan edukasi mengenai aksi-aksi komunitas yang saat ini sudah sukses yang diinisiasi oleh ChilFund Internasional di Indonesia melalui berbagai program yang saat ini sudah dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia,” Terang Suranto
Lebih lanjut Suranto berharap, melalui webinar dan diskusi ini dapat meningkatkan kesadaran kaum muda dan menjadi wadah berbagi inspirasi untuk merencanakan aksi dan rencana strategis lainnya sebgai bagian dari usaha untuk menghadapi dampak perubahan iklim saat ini
“Atas nama PMI Kota Sukabumi kami mengucapkan apresiasi dan ucapan terimaksih kepada ChildFund Intenasional di Indonesia atas aksi kolaborasinya. Semoga ke depan kerjasama ini dapat berkelanjutan,” pungkas Surato
Sementara itu, Husnul Maad, Country Director ChildFund International di Indonesia mengatakan aksi iklim menjadi salah satu fokus utama ChildFund International di Indonesia.
“ChildFund International merupakan lembaga pembangunan global berfokus anak yang bekerja di Asia, Afrika dan Amerika untuk menghubungkan anak dengan sumber daya, masyarakat dan institusi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat, terdidik, terampil dan aman di rumah, sekolah dan ranah daring. Di Indonesia, di mana kami dikenal sebagai ChildFund International di Indonesia, kami bekerja di 8 provinsi dan telah menjangkau lebih dari 2,5 juta anak dan keluarga melalui program-program kami,” tambahnya.
ChildFund International di Indonesia telah menghadirkan ragam inisiatif untuk mengurangi dampak iklim terhadap anak dan orang muda. Salah satunya melalui program Youth Voice Now di Kabupaten Sikka yang berlangsung pada tahun 2022. Program ini berfokus pada pengembangan kapasitas orang muda untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya.
“Anak-anak muda ini menjalani tahapan pelatihan di bootcamp di mana mereka belajar banyak hal. Dari mengindentifikasi masalah di lingkungan, mencari solusinya hingga menyuarakan hal ini kepada pemerintah dan pemangku kepentingan di daerah hingga global. Mereka juga belajar mengembangkan kampanye luring dan daring, berbicara di depan umum bahkan menulis jurnal,” jelas Maad.
Tak berhenti di situ. Orang-orang muda ini kemudian secara aktif berkontribusi kepada masyarakat melalui inisiatif-inisiatif yang mereka kembangkan, seperti gerakan mengurangi plastik di sekolah, podcast, gerakan penanaman pohon di desa dan berpartisipasi dalam forum daerah hingga global.
“Yang membanggakan, pada bulan Juli 2024, anak perempuan peserta Youth Voice Now bernama Ana yang baru berusia 16 tahun dari Sikka berbicara di depan High Level Political Forum (HLPF) PBB di New York, Amerika Serikat. Ia menyampaikan bagaimana perubahan iklim berdampak pada kekerasan terhadap anak dan perempuan serta apa yang telah mereka lakukan untuk menanggulangi krisis ini,” ujar Maad.
Gerakan ini bahkan mendapat penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Kabupaten Sikka karena dianggap berkontribusi dalam melestarikan lingkungan.