Triamedia – Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah V Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Lima Faudiamar, angkat bicara terkait aksi demonstrasi pelajar SMKN 1 Gunungguruh yang videonya viral di media sosial, baru-baru ini.
Menurut Lima Faudiamar, aksi yang dilakukan oleh para siswa tersebut menuntut kejelasan dari kepala sekolah terkait penggunaan dana sumbangan komite, pembangunan masjid sekolah yang belum selesai, serta alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Lima juga menjelaskan bahwa informasi terkait demonstrasi tersebut ia peroleh langsung dari Kepala Sekolah SMKN 1 Gunungguruh, Ai Sumarni, yang dimana aksi tersebut merupakan bentuk sikap kritis para siswa yang mempertanyakan hak-hak mereka, terutama soal transparansi penggunaan dana komite dan BOS.
“Anak-anak kita hebat, mereka kritis mempertanyakan hak-hak mereka, termasuk terkait penggunaan uang sumbangan komite, kenapa pembangunan masjid belum selesai, serta dana BOS digunakan untuk apa saja,” kata Lima didampingi Kepala SMKN Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi di Aula KCD, Jalan Salabintana, Kabupaten Sukabumi, Jum’at 26 Oktober 2024.
Lanjut, KCD Lima, terkait pembangunan masjid, dana BOS tidak bisa digunakan untuk pembangunan fisik seperti itu. Oleh karena itu, sekolah mengandalkan infak dari siswa dan orang tua untuk melanjutkan pembangunan.
“Kalau untuk masjid, dana BOS tidak bisa digunakan. Jadi, hanya mengandalkan infak dari siswa, dan tidak meminta tambahan dari komite, karena akan menimbulkan masalah baru,” jelasnya.
Selain itu, kata Lima lagi para siswa juga mempertanyakan penggunaan dana infak yang dikumpulkan, dan biasanya digunakan untuk keperluan seperti membantu siswa yang sakit atau kebutuhan sosial lainnya.
“Ada juga pertanyaan tentang dana infak yang dikumpulkan dari siswa. Dana itu digunakan untuk keperluan sosial, misalnya untuk membantu siswa yang sakit,” terangnya.
Sementara itu, Lima juga menyoroti adanya pertanyaan mengenai dana sumbangan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebesar Rp1,5 juta. Namun, Lima mengaku masih akan mencari kebenaran informasi tersebut dengan mengunjungi sekolah langsung.
“Terkait sumbangan untuk PKL, saya belum mendapat informasi lengkap. Besok saya akan ke sekolah untuk memastikan apakah benar atau tidak,” tegasnya.
Mengenai langkah-langkah yang diambil oleh pihak dinas, Lima mengapresiasi langkah cepat kepala sekolah yang langsung memberikan penjelasan rinci terkait penggunaan dana sekolah. Namun, ke depan perlu adanya edukasi lebih lanjut kepada siswa mengenai alokasi dana agar mereka lebih memahami.
“Saya mengapresiasi kepala sekolah yang langsung menjelaskan penggunaan dana secara rinci. Namun, saya juga merasa anak-anak mungkin masih bingung dengan penjelasan soal BOS karena belum sepenuhnya memahami bagaimana mekanismenya,” papar Lima.
Lima juga menambahkan bahwa penting bagi para siswa untuk memahami cara menyampaikan aspirasi secara lebih elegan, seperti melalui perwakilan kelas atau OSIS, ketimbang menggelar demonstrasi.
“Anak-anak perlu belajar bahwa menyuarakan aspirasi bisa dilakukan dengan cara yang lebih baik. Misalnya, lewat perwakilan kelas atau OSIS,” pungkasnya. (tria 3)